Rabu, 21 September 2011

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Muslim Lainnya


Rasulullah SAW bersabda, "kewajiban seorang muslim terhadap sesama muslim ada lima : menjawab salam, mendoakan yang bersin, memenuhi undangan, mengunjungi yang sakit, dan ikut mengantar jenazah." (HR. Muslim)

Minggu, 18 September 2011

6 Tahap Syaitan Menjerat Manusia


Syaithan itu lebih halus dari sutra,  sehingga si pelaku dosa sering tidak menyadari bahwa ia telah terbujuk rayuan syaithan. Dengarlah pengakuan Iblis dalam QS. Al-Hijr [15] : 39 dan 40. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". Menurut Ibnul Qayyim, ada 6 tahap syaithan menjerat manusia. 

1.        Manusia itu diseret kepada perbuatan Syirik atau Kufur akbar.
Jika aqidah manusia itu kuat, maka syaithan akan menyeretnya kepada tahap berikutnya, yaitu

2.        Perbuatan bid’ah.
Perbuatan bid’ah lebih disukai syaithan dibanding kemaksiatan. Kebanyakan pelaku bid’ah tidak mengetahui bahwa perbuatannya itu adalah perbuatan bid’ah dan para pelaku bid’ah tidak akan mengakui bahwa perbuatan itu adalah bid’ah.
Tetapi, jika aqidah manusia ini masih kuat, maka syaithan akan menyeretnya kepada tahap berikutnya, yaitu

3.        Perbuatan dosa besar.
Jika manusia ini masih kuat, maka syaithan akan menyeretnya kepada

4.        Perbuatan dosa-dosa kecil.
Padahal tidak ada perbuatan dosa kecil selama perbuatan tersebut dilakukan terus-menerus.

5.        Manusia itu disibukkan dengan perbuatan yang mubah.
Apabila syaithan belum berhasil, maka syaithan akan menyeret manusia itu kepada,

6.        Ibadah-ibadah yang tidak afdhol.
Padahal banyak ibadah yang mendatangkan pahala, tetapi mereka enggan melakukannya karena takut cacian dari orang-orang sekitar.


Senin, 12 September 2011

Percakapan Rasulullah SAW dengan Iblis (bagian 3)


Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

            Rasulullah SAW bertanya, “siapa temanmu wahai iblis?” Iblis menjawab, “orang yang memakan riba”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “siapa sahabatmu?” Iblis menjawab, “orang yang berzina”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “siapa teman tidurmu?” Iblis menjawab, “orang yang suka mabuk”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “siapa tamumu?” Iblis menjawab, “orang yang mencuri”. Rasulullah bertanya lagi, “siapa utusanmu?” Iblis menjawab, “tukang sihir”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “apa yang membuatmu gembira?” Iblis menjawab, “apabila ada yang bersumpah dengan cerai”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “siapa kekasihmu?” Iblis menjawab, “orang yang meninggalkan shalat jum’at”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “siapa manusia yang paling membahagiakanmu?” Iblis menjawab, “orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”



Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas

            Rasulullah SAW bertanya, “segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan ummat ku dan menyengsarakanmu”. Iblis segera menjawab, “tidak, tidak. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan ummatmu,  sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tidak bisa melihatku. Demi Yang Menciptakan diriku dan memberikan aku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh ataupun yang pintar, yang bisa membaca maupun yang tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”
            Rasulullah SAW bertanya lagi, “siapa orang yang ikhlas menurutmu?” Iblis menjawab, “tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, (maka) dia bukanlah orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan diham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia adalah orang yang ikhlas, maka aku akan meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, berarti ia sangat patuh terhadapku.”



Iblis Dibantu oleh 70.000 anak – anaknya

          Iblis berkata, “tahukah kamu wahai Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak ku memiliki 70.000 syaithan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama, sebagian untuk mengganggu anak-anak muda, sebagian untuk mengganggu orang-orang tua, sebagian untuk mengganggu wanita-wanita tua, sebagian anak-anak ku juga ada yang aku tugaskan kepada para Zahid. Aku punya anak yang suka berada di lidah manusia, maka apabila manusia itu melakukan kebaikan lalu ia ceritakan kebaikannya itu kepada manusia, maka sebagian besar pahalanya akan terhapus. Pada setiap wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang melihat auratnya itu. Syaithan juga berkata, “Keluarkan tanganmu”, lalu wanita itu mengeluarkan tangannya dan syaithan pun menghiasi kukunya itu. Anak-anakku selalu menyusup dari satu pintu ke pintu lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka. Akhirnya, mereka menyembah Allah dengan tanpa keikhlasan, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu Muhammad? Bahwa ada rahib yang telah beribadah kepada Allah selama 70 tahun, setiap orang yang dido’akan olehnya sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan akhirnya ia kufur.

Sabtu, 10 September 2011

Percakapan Rasulullah SAW dengan Iblis (bagian 2)


Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

          Rasulullah SAW bertanya kepada Iblis, “apa yang kau rasakan ketika melihat seorang dari ummatku yang hendak melakukan shalat?”. Iblis menjawab, “aku merasa panas dan gemetar”. Rasulullah bertanya lagi, “mengapa demikian?”. Iblis menjawab, “sebab, setiap seorang hamba bersujud satu kali kepada Allah, maka Allah akan mengangkat satu derajat untuknya”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “(bagaimana) jika seorang ummatku berpuasa?”. Iblis menjawab, “tubuhku terasa terikat sampai ia berbuka”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “(bagaimana) jika seorang dari ummatku melaksanakan haji?”. Iblis menjawab, “aku seperti orang yang gila”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “(bagaimana) jika seorang ummatku membaca Al Qur’an?” Iblis menjawab, “aku seperti meleleh laksana timah (yang diletakkan) di atas api”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “(bagaimana) jika seorang ummatku bersedekah?” Iblis menjawab, “itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji”. Rasulullah SAW bertanya, “mengapa bisa demikian?” Iblis menjawab, “sebab di dalam sedekah ada empat keuntungan bagi (orang yang mengerjakan) nya, yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah yang diberikan itu akan menjadi hijab (pembatas) antara dirinya dengan api neraka, dan segala macam musibah akan terhalau darinya”.

            Rasulullah bertanya lagi, “apa yang dapat mematahkan pinggangmu?” Iblis menjawab, “suara kuda perang di jalan Allah”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “apa yang dapat melelehkan tubuhmu?” Iblis menjawab, “taubatnya orang yang bertaubat”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “apa yang dapat membakar dirimu?” Iblis menjawab, “istighfar di waktu siang dan malam”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “apa yang dapat mencoreng wajahmu?” Iblis menjawab, “sedekah yang (dilakukan) diam-diam”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “apa yang dapat menusuk matamu?” Iblis menjawab, “apabila ada orang yang melakukan shalat fajar (shalat Shubuh)”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “apa yang dapat memukul kepalamu?” Iblis menjawab, “apabila ada ummatmu yang melakukan shalat berjama’ah”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “apa yang paling mengganggumu?” Iblis menjawab, “Majelis para ulama”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “bagaimana cara makan mu?” Iblis menjawab, “dengan menggunakan tangan kiri dan jariku”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “dimanakah kau menaungi anak-anakmu pada musim panas?” Iblis menjawab, “di bawah kuku manusia”.

Percakapan Rasulullah SAW dengan Iblis (bagian 1)

Dari Ibnu ‘Abbas r.a,
Suatu ketika Iblis bertamu kepada Rasulullah SAW, ketika kami (para sahabat) sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah tersebut, "wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku".
Rasulullah SAW bersabda, "tahukah kalian siapa yang memanggil?". Kami (para sahabat) menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Rasulullah SAW melanjutkan, "itu Iblis, laknat Allah bersamanya". Umar bin Khattab r.a berkata, "izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah". Rasulullah SAW menahannya, "sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik”. Ibnu Abbas r.a berkata, pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya, di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata, "salam untukmu Muhammad, salam untukmu para hadirin (sahabat)".
Rasulullah SAW lalu menjawab, “salam hanya milik Allah SWT. Sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?". Iblis menjawab, "wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa”. Rasulullah SAW bersabda, "siapa yang memaksamu?". Iblis melanjutkan, “Seorang Malaikat dari utusan Allah SWT telah mendatangiku dan berkata, "Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri, beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin." oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh."
 
Manusia yang Dibenci Iblis
Rasulullah SAW, "kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?". Iblis menjawab, "kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci”. Rasulullah SAW bertanya lagi, "siapa selanjutnya?". Iblis menjawab, "pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT". Rasulullah SAW bertanya lagi, "lalu siapa lagi?". Iblis menjawab, "orang ‘aliim dan wara' (Loyal)". Rasulullah SAW bertanya lagi, "lalu siapa lagi?". Iblis menjawab, "orang yang selalu bersuci". Rasulullah SAW bertanya lagi, "siapa lagi?". Iblis menjawab, "seseorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain". Rasulullah SAW bertanya, "apa tanda kesabarannya?". Iblis menjawab, “ jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar". Rasulullah SAW bertanya lagi, "selanjutnya apa?". Iblis menjawab, "orang kaya yang (senantiasa) bersyukur". Rasulullah SAW bertanya, "apa tanda kesyukurannya?". Iblis menjawab, "ia mengambil kekayaannya dari tempatnya (yang halal), dan mengeluarkannya juga dari tempatnya (yang halal)".
Rasulullah SAW bertanya, "orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?". Iblis menjawab, "ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam". Rasulullah SAW bertanya lagi, "(bagaimana) Umar bin Khattab?". Iblis menjawab, "Demi Allah, setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur". Rasulullah SAW bertanya lagi, "(bagaimana) Utsman bin Affan?". Iblis menjawab, "aku malu kepada orang yang Malaikat pun malu kepadanya". Rasulullah SAW bertanya, "(bagaimana) Ali bin Abi Thalib?". Iblis menjawab, "aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu".